Jumat, 23 April 2010

Menemukan Semangat Perjuangan Masyarakat Godog

Tulisan ini bermula dari sms saudara Fikih yang di suatu malam nyelonong ke nomorku. “dalam rangka menyambut ramadhan, hismag mau bikin acara. Juga wacana tentang hismag ke depan, sebaiknya bagaimana.”
Jujur saya merasakan gelora semangat baru dari para aktifis hismag, semangat memberi sesuatu bagi desa tercinta, semangat untuk turut berperan dalam pembangunan masyarakat Godog. Amat luas lahan garapan dan unsur manusia yang harus di bangun, tidak hanya fisik, tetapi juga mental, spiritual, jasmani dan rohani. Itu kalau ingin jadi manusia yang benar-benar manusia. Jika hanya membangun materi saja tentu manusia akan menjadi mayat, mesin atau benda mati. Jika hanya mengutamakan ruhani dan spiritual saja tentu sama dengan angin. Manusia sejati harus terdiri dari jasmani dan rohani. Kedua unsur ini pun harus sama-sama dibangun di tengah masyarakat.
Jika kita memasuki desa Godog, suasananya bukan lagi suasana desa. Kehidupannya, taraf berpikir individu-individunya sudah amat maju. Demikian juga pembangunan fisiknya. Jika kita coba membandingkan taraf kehidupan masyarakat Godog yang status pemerintahannya hanya desa dengan masyarakat Modo, tempat penulis tinggal kini, yang status pemerintahannya kecamatan, jauh lebih maju Godog
Bukti riilnya ialah, kita mencari rumah yang lantainya tanah biasa di Godog pasti tidak menemukan, paling jelek ialah plester atau pedel. Rata-rata di Godog rumahnya sudah berkeramik Kalau kita mencari orang berak di sungai pagi-pagi sekarang ini di Godog pasti tidak menemukan, tetapi di Modo masih dengan begitu mudahnya menemukan. Ini sekadar gambaran kemajuan desa Godog.
Godog memang sudah maju, tetapi belum menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana yang dicita-citakan Muhammadiyah. Untuk membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya memang tidak mudah, butuh puluhan tahun. Seumpama pertandingan olah raga begitu, membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya itu olah raga lari estafet/ lari sambung. Setiap pelari harus membawa tongkat kecil yang kemudian diberikan kepada pelari di depannya. Begitu seterusnya hingga sampai ke tujuan. Tongkat kecil yang dipergunakan dalam lari estafet hanyalah perumpamaan bagi ide atau cita-cita dalam pembentukan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Oleh sebab itu, selayaknya generasi muda Godog harus tahu betul bagaimana bentuk riil cita-cita yang menggerakkan pendahulu-pendahulunya.

Fakta-Fakta sejarah yang menggemparkan
Tidak ada yang tahu persis bagaimana kondisi masyarakat Godog di tahun 1940-an, apalagi jauh masa sebelum itu. Sekalipun demikian kalau mau menelusuri tentu masih bisa sekalipun lamat-lamat. Kita menengokkan muka ke wilayah Godog bagian selatan misalnya, kita akan menemukan tempat-tempat yang sudah tidak asing bagi kita. Ada Sungon, Keramat, Kerti dan sebagainya. Khusus Kerti, tempat ini merupakan tempat pemujaan yang amat terkenal, Warisan dari budaya Jawa Primitiv, Animisme Dinamisme. Begitu terkenalnya Kerti ini sebagai tempat yang ampuh untuk memberikan sesajen, sampai-sampai masyarakat Laren Barat pun mengakuinya. Akan tetapi, sekarang Kerti pun tidak ada apa-apanya, sama dengan tempat-tempat yang lain. Siapa yang merobohkan tempat yang dikeramatkan itu. Ini perlu diteliti.


Peristiwa ancaman orang-orang PKI.
Ini termasuk peristiwa yang besar yang patut dicatat dalam sejarah. Konon desa Bulubrangsi dan Godog adalah pusat Islam untuk daerah Laren Timur. Oleh sebab itu, orang-orang PKI yang berasal dari dari daerah selatan kemudian berkumpul dan merencanakan akan menghabisi para ulama yang ada di desa Godog dan Bulu. Kelompok ini berpusat di Karanggeneng dan mengadakan rapat di desa mertani. Kebetulan saat rapat itu, ada seorang dari desa Brangsi yang juga ikut dan mendengar rencananya. Lelaki dari brangsi ini kemudian melaporkan rencana penyerangan orang-orang PKI itu kepada orang Bulu dan Godog.
Sekenario yang dijalankan ialah rombongan penyerang akan datang menyerbu desa Bulu dan Godog lewat jalur embong klampis. Agar pasti benar saarannya, kader PKI yang ada di desa Bulu akan memberi aba-aba. Caranya, kader itu akan membakar rumahnya. Dua tujuan pembakaran rumah itu, yakni untuk mengecoh para pemuda, memecah konsentrasi mereka, dan memberi tanda pada kelompok penyerang bahwa desa yang ada rumah terbakarnya itulah yang menjadi sasaran serangan.
Sebelum scenario ini berjalan, atas informasi dari teman brangsi tersebut, maka masyarakat Bulubrangsi dan Godog kemudian melakukan gerakan pendahuluan. Kader PKI yang menjadi penunjuk jalan itu kemudian disingkirkan terlebiuh dahulu. Sekalipun demikian, kewaspadaan ektra tinggi tetap berlaku di desa Bulubrangsi dan Godog. Pagar dada (pagar bamboo yang kini masih tersisa sebagian utara dan selatan desa) ditutup.Pagar ini benar-benar dijadikan sebagai benteng pertahanan. Setiap malam para pemuda tidak ada yang tidur di rumah, semuanya ronda, keliling kampong. Pagar dada menjadi benteng pertahanan yang cukup ampuh. Di luar pagar diterangi dengan lampu, sementara di dalam pagar peronda siap dengan batu-batu sekepal siap untuk menghujani penyerang. Apakah peristiwa itu terjadi di tahun 1948 saat PKI Madiun ataukah tahun 1965 kaitan dengan G30SPKI. Yang jelas peristiwa terancamnya desa godog dan bulu dari serbuan PKI ini adalah peristiwa yang besar.

Hismag salah satu pelari estafet
Jika kita membuka blog hismag di www.hismag.wordpres.com, saat ini kita akan menemukan foto-foto orang-orang godog yang sudah wafat. Dua foto yang saya kenal, ialah fotonya Pak Haji Thoha Abdullah, kepala desa godog sebelum Pak Koniran, Pak H Showab Mabrur. Satnya lagi mungkin fototonya Pak Muslik. Tentang pak Muslik saya tidak pernah bertemu dengan beliaunya. Mungkin sebagian besar anggota hismag pun belum pernah menjumpai mereka-mereka itu. Di baris yang lain ada kata-kata “bangsa yang besar ialah bangsa yang mau menghargai para pahlawannya.” Pertanyaan yang muncul kemudian ialah, apakah benar orang-orang yang fotonya terpampang itu pahlawan? Siapa mereka. Apa saja kiprahnya di desa Godog hingga hismag menyebut mereka sebagai pahlawan?
Kembali ke lari estafet. Jika kita sepakat Okelah kalau bapak-bapak yang fotonya terpampang itu sebagian dari pelari estafet yang membawa misi, cita-cita pembangunan masyarakat desa Godog. Tapi bentuk riilnya bagaimana. Oleh sebab itu, karena sudah kadung dipampang dan diberi gelar pahlawan, PR bagi hismag untuk menyusun biografi tokoh-tokoh tersebut. Penulis sendiri sepakat menjadikan mereka sebagai tokoh yang patut diteladani, tetapi apa saja kiprah mereka? Generasi seangkatan pengurus hismag sekarang pasti tidak ada yang tahu. Sekalipun demikian, sumber sejarah tentang sepak terjang mereka masih melimpah. Jika tidak disususn dari sekarang, saya khawatir tidak akan pernah tersusun.
Peran Hismag yang riil?
Untuk membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya berbagai komponen masyarkat harus bersatu padu. Saat ini yang dominan berperan dalam pembangunan masyarakat godog ialah unsur materi. Saudara-saudara kita dari Malaysia menggelontorkan dana untuk pembangunan, gedung sekolah, santunan anak yatim dan fakir miskin dan sebagainya. Mereka melakukan itu karena saudara-saudara kita yang dari Malaysia itu memang memiliki kelebihan dana, dan memang itulah keutamaan yang yang Allah berikan pada mereka. Memang selayaknya seperti itu, dana dan kekayaan itu juga karunia Allah, selayaknya dipergunakan untuk mencari ridhonya. Yang memprihatinkan ialah ketiadaan orientas hidup sehingga tatkala diberi kekayaan malah dibuat hura-hura, meramaikan masyarakat dengan hal-hal yang mubadzir.
Hismag adalah organisasi pelajar. Mereka merantau untuk mencari pengetahuan, yang dikumpulkan pengetahuan. Kalau hismag dimintai uang tentu keberatan wong mereka saja masih menerima subsidi dari orang tua. Tapi hismag pun mempunyai kelebihan dan keutamaan yang Allah berikan, ialah keilmuan dan idealisme. Di sector keilmuan dan idealisme inilah seharusnya hismag lebih memfokuskan diri. Maksudnya, jika pembangunan masyarakat Godog selama ini lebih dominan pembangunan fisiknya, pembangunan raganya, hismag harus bisa melengkapinya dengan pembangunan mental, spiritual, keilmuan. Salah satu pembangunan memntal sepiritual itu ialah merumuskan ruh perjuangan pendahulu-pendahulu kita.

Aksi Hismag menyambut ramadhan.
Agenda besar ini sebenarnya juga mulai menjadi greget dari periode-periode sebelumnya. Jika kita memperhatikan laporan pertanggungjawaban hismag edisi 2006-2008 yang dikomandani cak David, ada agenda penting yang perlu ditindaklanjuti. Ialah agenda penulisan sejarah lokal desa Godog. Seberapa pentingkah sejarah? Bagi sebuah masyarakat yang beradab, sejarah sangat penting. Dari sejarah kita bisa mengaca, dari sejarah kita tahu jati diri, dari sejarah kita menemukan ruh kehidupan dan juga bisa menentukan langkah terbaik untuk masa depan, dan dari sejarah kita mempunyai reservoir peradaban. Yang lebih penting lagi dari sejarah kita tahu tujuan perjuangan langkah dan cita-cita masyarakat yang sudah dirintis oleh para pendahulu. Sebuah bangsa akan kerdil manakala tidak tahu sejarah masa lalunya. Dalam sejarah senantiasa ada pelaku, maka pelaku-pelaku sejarah itu perlu dikuak keberadaannya, sisi positif kehidupannya perlu diungkapkan, perjuangannya, pengorbanannya perlu diungkap segamblang mungkin.
Proyek penulisan sejarah ini memang kurang menarik bagi masyarakat kurang terpelajar, tetapi bagi kita kaum terpelajar, sejarah adalah kekayaan yang tak ternilai harganya karena di sanalah kita menemukan ruh kehidupan masyarakat kita. Jika ada semangat yang positif kita teladani dan kita tindaklanjuti, jika ada semangat yang kurang baik perlu kita tinggalkan. Jika demikian cita-cita menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam akan cepat tercapai.
Cukup mendesak memang penulisan sejarah ini. Mengingat sumber sejarah, pelaku-pelaku, saksi hidupnya keburu dipanggil Yang Kuasa. Oleh sebab itu, perlu segera dilaksanakan. Lantas siapa pelaksananya?
Satu-satunya kelompok masyarakat yang bisa ialah Hismag. Muhammadiyah sudah terlalu sibuk mengurusi kehidupan masyarakat secara umum. Pemuda Muhammadiyah pun anggotanya banyak tersebar di Malaysia, IPM masih terlalu dini untuk bisa menguasai keilmuan yang dimaksud. Satu-satunya ialah Hismag. Hismag merupakan kelompok masyarakat akademis yang berkutat dibidang keilmuan. Mereka bisa melakukan penelitian, bisa observasi, bisa wawancara, bisa menemukan data, bisa diskusi dan bisa menyimpulkan dan menuliskan.
Untuk kepengurusan saudara Fikih, kalau bisa menyusun sejarah desa Godog secara lengkap, mulai dari awal sampai kurun tahun 70-an saja tentu sudah luar biasa. Karya ini akan bisa memberikan gambaran riil tentang masyarakat desa Godog dan semangat perjuangannya yang pelu diteladani oleh generasi mendatang. Agar cepat terselesaikan proyek ini, saya usulkan agenda penyusunan sejarah desa Godog ini dilaksanakan secara komunal, kroyokan sehingga nanti menjadi karya bersama.